PRAMUDITA KUSUMA WARDANI
56413890
2IA14
UCAPAN DAN EJAAN
A. UCAPAN
Bahasa
bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa
Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruhi oleh bahasa daerah yang telah
mereka kuasau sebelumnya. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan.
Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan
ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain.
B. EJAAN
a. Pengantar
Ejaan
penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia
produktif tulis. Sebelum EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik mulai 19 Maret 1947. Sebelum Ejaan Soewandi,
berlaku Ejaan Van Ophusyen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe
yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib
Soetan Ibrahim sejak tahun 1901. Sebelum Ejaan Van Ophusyen berlaku dalam tulis
menulis, dalam bahasa Melayu digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga
dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.
b. Penulisan
Huruf
a. Penulisan
Huruf Kapital
1) Huruf
kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru, huruf awal nama diri, dan
ucapan langsung. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan Kitab Suci. Untuk Tuhan kata gantinya pun ditulis dengan
huruf kapital.
Contoh : Semoga Dia selalu melindungi umat-Nya.
Hanya Engkaulah
tempat kami mengadu.
2) Huruf
kapital digunakan untuk nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan,
juga ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Nabi Muhammad SAW
Haji Agus
Sri Sultan Hamengkubuwono
3) Huruf
kapital digunakan untuk nama jabatan apabila dikaitkan dengan nama instansi
atau nama daerah sebagai pengganti nama diri.
Contoh : Gubernur Sumatera Selatan
Direktur Utama RCTI
Kepala Staff Angkatan Udara
4) Huruf
kapital digunakan untuk nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa
kata.
Contoh : Pramudita Kusuma Wardani
Arfa Reza Utama
Departemen Keuangan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
5) Huruf
kapital digunakan untuk kata “Anda”.
6) Kata-kata
yang digunakan dalam pengertian khusus harus ditulis dengan huruf kapital,
sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil, misalnya
kata presiden, walikota, negara, atau universitas.
Contoh : Sebagian besar universitas di Indonesia sudah
terakreditasi A.
Suatu negara berbentuk kerajaan itu dikepalai
oleh seorang raja.
Dalam pengertian khusus
Contoh : Soekarno adalah Presiden pertama Republik
Indonesia.
Arfa
lulus menjadi siswa Sekolah Penerbang TNI AU tahun angkatan 2013.
7) Nama
diri yang kemudian menjadi nama jenis dan nama diri yang diapit oleh awalan
atau akhiran tidak perlu ditulis dengan huruf kapital.
Contoh : Ibu memasak dodol cina.
Kopi aceh sangat terkenal kenikmatannya.
b. Huruf
Tebal dan Huruf Miring
1) Penulisan
nama lembaga, judul buku atau nama majalah
Contoh : Algoritma Pemrograman
Organisasi dan Arsitektur Komputer
Setiap pagi ayahku membaca koran Kompas.
Dewi sedang membaca novel Hujan Punya Cerita Tentang Kita.
2) Huruf
miring juga digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata,
atau kelompok kata, lalu digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan
asing yang belum disesuaikan ejaannya.
Contoh : Nama ilmiah bunga Anggrek Bulan ialah Phalaenopsis amabilis.
Di dalam kelas dilarang merokok
c. Penulisan
Partikel dan Awalan
1) Kata
awalan yang harus ditulis serangkai
Dalam
menuliskan kata-kata sesuai dengan Pedoman Ejaan Bhasa Indonesia yang
Disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kata atau partikel yang dirangkai
dan yang tidak dirangkai.
Contoh
: adikuasa, diambil, berlari, bernama,
perbesar, terbaik, penari, mahakuasa, antarkota, pascasarjana, swasembada,
tunawisma, pertanggungjawaban, jikalau, apabila.
d. Penulisan
Bilangan
Penulisan
bilangan dengan angka yaitu tahun, jam, tanggal, nomor telepon, nomor rumah,
nomor bab, nomor subbab atau bagian-bagian dari subbab.
Contoh : Tahun 2014
Jam 01:27 WIB
021-82736450
Penulisan
bilangan dengan huruf yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah dari satu sampai
sembilan
Contoh : satu juta rupiah
Penulisan
bilangan dengan angka seperti jumlah uang, luas tanah, berat suatu benda,
jarak, timbangan tetapi kadang disertai dengan huruf yang ditaruh di antara
tanda kurung.
e. Tanda
Baca
Ada
bermacam macam tanda baca/pungtuasi, seperti titik (.), koma (,), titik koma
(;), titik dua (:), dan petik (“ “)
a) Tanda
Titik (.)
Digunakan
diakhir kalimat dan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab.
Singkatan yang terdiri dari huruf-huruf kapital seperti SD, SMP, SMA, TNI tidak
menggunakan titik. Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang
diletakkan di belakang nama tetap menggunakan tanda titik. Pada judul bab,
subbab, dan alamat tidak menggunakan tanda titik.
Contoh :
dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH
Dr. Aditya S.E. M.M
Singkatan yang menggunakan
huruf kecil menggunakan titik misalnya:
atas nama a.n
atas nama a.n
dan lain-lain dll
b) Tanda
Koma (,)
Digunakan
untuk menandai jeda dalam suatu kalimat dan membatasi unsur-unsur dalam suatu
perincian. Tanda koma sering digunakan setelah seruan seperti: ah, wah, aduh,
ya, dan sebagainya lalu setelah kata jadi, namun demikian, oleh karena itu.
Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului
induk kalimatnya.
Contoh :
Meskipun capek, ia masih semangat bermain basket.
Karena tiketnya hilang, ia tidak jadi pergi
ke Jogja.
Pada
kalimat yang setara dan untuk membatasi unsur dalam perincian
Contoh :
Keela itu pintar, tetapi tidak sombong.
Digunakan
untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikan langsung.
Contoh :
“Pulang sekolah langsung pulang ke rumah”, kata Ibu
Digunakan
untuk mengapit atau menyisipkan keterangan tambahan, dipakai di antara nama dan
alamat, membatasi nama dan gelar, bagian-bagian alamat, dan di antara nama
tempat dan wilayah suatu negara yang ditulis secara beruntun.
Contoh :
Yth. Drs. Agusman Anwar S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 88 Jakarta
c) Titik
Koma (;)
Digunakan
untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :
Badan sudah lelah; pekerjaan masih menumpuk.
Digunakan
untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
Contoh :
Hari ini Bella membawa bekal roti dan susu; Nina membawa nasi goreng.
Digunakan
untuk memisahkan kalimat-kalimat suatu perincian.
Contoh :
Terdapat tiga jenis hewan berdasarkan makanannya yaitu;
a. Herbivora (Pemakan tumbuhan)
b. Karnivora (Pemakan daging)
c. Omnivora (Pemakan daging & tumbuhan)
Digunakan
dalam surat menyurat
d) Titik
Dua ( : )
Digunakan
di akhir sutau pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau
perincian, lalu digunakan pada kata kata misalnya, contohnya, dan sebagai
berikut yang diikuti perincian. Dalam surat-surat undangan juga menggunakan
titik dua.
Contoh :
Yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014
Pukul : 19.00 WIB s/d 21.00 WIB
Tempat : Balai Warga
Dengan Acara : Rapat Karang Taruna
e) Tanda
Petik (“ “)
Digunakan
untuk menandai kata-kata yang tidak digunakan dalam arti yang sebenarnya.
Misalnya: Dia membawa “buah tangan” dari Bali.
f)
Tanda Hubung (-)
Digunakan
untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti buah-buahan, lain-lain,
bagian-bagian. Tanda hubung juga digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan
dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf
kapital.
Contoh :
Umur ke-23
Tuhan selalu memberikan kekuatan untuk
hamba-Nya
Tanda
hubung juga digunakan untuk membatasi tanggal, bulan, dan tahun apabila
semuanya ditulis dengan angka.
Contoh :
Jakarta, 01-08-1995
Tanda
hubung juga digunakan untuk menandai hubungan kata-kata dalam kelompok kata
agar tidak menimbulkan tafsira yang tidak dikehendaki.
f.
Tanda-tanda
baca yang lain
Tanda tanda baca yang lain ialah
tanda pisah (-), tanda elipsis
(...), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (!) dan tanda penyingkat/apostrof
(')
Tanda
pisah (-) digunakan dalam arti “sampai dengan”
Contoh : Jakarta – Jogja
Pukul 09.30 – 11.30
Tanda
elips(...) digunakan untuk menandai tuturan yang terputus-putus dan digunakan
dalam suatu kutipan bahwa ada kata kata yang dikutip dalam kutipan tersebut.
Contoh : Tapi...yasudahlah aku diam saja
Tanda
tanya (?) digunakan untuk menandai kalimat tanya yang diletakkan di akhir
kalimat dan untuk menyatakan keragu-raguan atau kesangsian.
Contoh : Kamu ke kampus naik apa?
Kampung halamannya terkena gempa bumi(?)
Tanda
seru (!) digunakan untuk menandai seruan/perintah/panggilan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan!
Tanda
kurung () digunakan untuk mengapit penjelasan.
Contoh : Ayahku bekerja di LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional)
Tanda kurung siku [] digunakan
sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf, kata, atau kelompok
kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
Tanda garis miring digunakan dalam
penomoran surat, menunjukkan tahun anggaran, tahun kuliah, tiap-tiap atau per.
Tanda penyingkat atau apostrof
digunakan untuk menunjukkan adanya bagian-bagian yang dilesapkan.
Contoh : Aku ‘kan menyusulnya kesana (kan = akan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar