Kamis, 29 September 2016

PBI - Nadiem Makarim, Pendiri Go-jek

"Saya dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri."



Go-jek atau yang lebih dikenal dengan nama Gojek saat ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari di jalanan ibukota dan sekitarnya. Dengan jaket dan helm berwarna hijau yang menjadi ciri khasnya sehingga mudah dikenali oleh masyarakat. Belum lima tahun berdiri, layanan ini telah merevolusi sistem transportasi walau masih terus terjadi pro dan kontra terhadap keberadaannya.

Nadiem Makarim adalah sosok dibalik Go-jek. Tidak semua orang mengenal sosok Nadiem, namun coba sebut Go-jek pasti semua orang sudah mengetahuinya. Go-jek adalah Nadiem. Dialah pendiri moda tranportasi ojek online di ibukota. Mimpi Nadiem adalah menjadikan Go-jek sebagai angkutan umum yang selalu memberikan rasa nyaman kepada para penumpang.

Ide bisnis pria kelahiran 4 Juli 2984 ini lahir tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang ojek langganan membuka cakrawala bisnis baru. Berbekal ambisi besar menjadi seorang entrepreneur, Nadiem pelan-pelan mewujudkan idenya tersebut. Sampai akhirnya, Go-jek mulai beroperasi pada tahun 2011. Kawasan Jabodetabek menjadi target menjalankan bisnis sekaligus memberi layanan jasa transportasi dan kurir serba cepat dan proaktif. Tak hanya bisnis dan layanan semata, Go-jek dibangun dengan misi sosial yaitu untuk meningkatkan pendapatan para tukang ojek.

Nadiem Makarim mulai menempuh pendidikan dasar di Jakarta, kemudian setelah itu ia lulus di salah satu SMA di Singapura. Karena kecerdasannya, ia kemudian melanjutkan sekolah tinggi di Universitas International Relations di Brown, Amerika Serikat. Pendidikan Nadiem tak hanya sampai disitu sjaa, setelah lulus ia kemudian mengoikuti program foreign exchange di London School of Economics. Setahun setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya lagi ke Harvard Business School di Harvard University dan lulus menyandang gelar MBA (Master Business of Administration).

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak, Nadiem kemudian bekerja di Mckinsey dan Company, sebuah konsultan ternama di Jakarta. Setelah tiga tahun bekerja, ia kemudian keluar dan memutuskan untuk menjadi Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia. Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, ia mengaku merasa bosan dan ingin mendirikan perusahaan sendiri.

”Saya tidak betah kerja di perusahaan orang lain. Saya ingin mengontrol takdir saya sendiri- Nadiem Makarim”

Berbekal dengan pengalaman yang ia punya, Nadiem kemudian mendirikan Go-jek. Sejak awal didirikan, Nadiem mendapatkan banyak sekali tantangan dan kesulitan, namun ia dapat mengatasi permasalahan itu dengan baik.

 

Pada tahun 2014 Go-jek mendapat suntikan dari perusahaan investasi asal Singapura yaitu Northstar Group, kemudian perusahaan tersebut juga mendapat suntikan dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd.

Kemudian nama Go-jek semakin terkenal pada tahun 2015 ketika merilis aplikasi mobilenya sehingga makin banyak menarik minat pelanggan baru yang menggunakan jasanya. Nadiem Makarim sendiri benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan pelanggan menggunakan jasa Go-jek. Para pelanggan Go-jek dapat menggunakan aplikasi melalui smartphone mereka untuk memesan layanan Go-jek, selain itu tarif dari Go-jek didasarkan pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit (my wallet).

Saat ini telah ada sekitar 200.000 pengemudi Go-jek yang berpengalaman dan terpecaya. Kegiatan Go-jek bertumpu pada tiga nilai pokok: Kecepatan, Inovasi, dan Dampak Sosial. Para driver Go-jek mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan snatunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyaj pelanggan melalui aplikasi Go-jek.

Kini, Go-jek telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.

Semoga Nadiem Makarim dapat memotivasi anak-anak Indonesia agar membuat Indonesia menjadi bangsa yang semakin maju di bidang teknologi.

Sumber:



PBI - Jika Saya Berbisnis di Bidang Informatika

Bisnis Yuk!!

Nama saya Pramudita Kusuma Wardani, seorang mahasiswa teknik informatika semester 7 atau bisa dikatakan mahasiswa tingkat akhir di Universitas Gunadarma. Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang akan lulus, tentu saja saya memiliki keinginan untuk bekerja atau memiliki bisnis di bidang yang sesuai dengan saya yaitu bidang informatika. Saya ingin memiliki bisnis di bidang e-commerce seperti penyedia jasa untuk Salon Online.


Di era saat ini hampir semua segi kehidupan sudah bisa di jamah dengan teknologi informasi. Bahkan saat ini jual beli bisa dilakukan secara online sehingga cakupan pembeli atau konsumen semakin luas. Dewasa ini masyarakat juga terus berkembang dan menerima hadirnya teknologi sebagai hal yang positif.

Electronic Commerce (E-Commerce) atau perdagangan secara elektronik adalah perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi, terutama internet. Internet memungkinkan orang atau organisasi yang berada pada jarak yang jauh dapat saling berkomunikasi dengan biaya yang murah.

Salah satu keuntungan E-Commerce yang paling jelas kita lihat adalah menjual suatu produk atau jasa tanpa perlu membutuhkan toko atau kantor seperti yang biasa dilakukan oleh bisnis manual sebagai tempat usaha, tapi cukup dengan memanfaatkan internet maka kita bisa saja berjualan hanya dari rumah. Untuk promosi, kita tidak perlu mengeluarkan biaya seperti promosi manual, karena kita bisa melakukan promosi secara online melalui berbagai media sosial yang kita punya.

Bisnis yang ingin saya lakukan adalah ‘Home Treatment Salon’ yaitu  penyediaan jasa salon secara online, dimana para konsumen tidak perlu lagi pergi ke salon untuk melakukan perawatan. Dengan ‘Home Treatment Salon’ maka konsumen akan lebih menghemat waktu dan tenaga. Konsumen hanya menunggu dirumah sampai pekerja salon datang dan melakukan treatment salon tersebut dirumah.

Semakin banyaknya wanita yang ingin melakukan perawatan tubuh pada tangan-tangan yang profesional dan kian meningkatnya kesibukan sebagian wanita, maka hal tersebut merupakan peluang bisnis bagi kita untuk membantu mereka agar tetap tampil cantik dengan memberikan jasa melalui salon kecantikan online yang kita bangun.

Sumber: