"Saya
dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun
seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri."
Go-jek
atau yang lebih dikenal dengan nama Gojek saat ini sudah menjadi pemandangan
sehari-hari di jalanan ibukota dan sekitarnya. Dengan jaket dan helm berwarna
hijau yang menjadi ciri khasnya sehingga mudah dikenali oleh masyarakat. Belum lima
tahun berdiri, layanan ini telah merevolusi sistem transportasi walau masih
terus terjadi pro dan kontra terhadap keberadaannya.
Nadiem
Makarim adalah sosok dibalik Go-jek. Tidak semua orang mengenal sosok Nadiem,
namun coba sebut Go-jek pasti semua orang sudah mengetahuinya. Go-jek adalah
Nadiem. Dialah pendiri moda tranportasi ojek online di ibukota. Mimpi Nadiem adalah menjadikan Go-jek sebagai angkutan
umum yang selalu memberikan rasa nyaman kepada para penumpang.
Ide bisnis pria
kelahiran 4 Juli 2984 ini lahir tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang
ojek langganan membuka cakrawala bisnis baru. Berbekal ambisi besar
menjadi seorang entrepreneur, Nadiem pelan-pelan mewujudkan idenya tersebut. Sampai
akhirnya, Go-jek mulai beroperasi pada tahun 2011. Kawasan Jabodetabek menjadi
target menjalankan bisnis sekaligus memberi layanan jasa transportasi dan kurir
serba cepat dan proaktif. Tak hanya bisnis dan layanan semata, Go-jek dibangun
dengan misi sosial yaitu untuk meningkatkan pendapatan para tukang ojek.
Nadiem Makarim mulai
menempuh pendidikan dasar di Jakarta, kemudian setelah itu ia lulus di salah
satu SMA di Singapura. Karena kecerdasannya, ia kemudian melanjutkan sekolah
tinggi di Universitas International Relations di Brown, Amerika Serikat. Pendidikan Nadiem tak
hanya sampai disitu sjaa, setelah lulus ia kemudian mengoikuti program foreign
exchange di London School of Economics. Setahun setelah lulus, ia melanjutkan
pendidikannya lagi ke Harvard Business School di Harvard University dan lulus
menyandang gelar MBA (Master Business of Administration).
Untuk mendapatkan
pengalaman yang lebih banyak, Nadiem kemudian bekerja di Mckinsey dan Company,
sebuah konsultan ternama di Jakarta. Setelah tiga tahun bekerja, ia kemudian
keluar dan memutuskan untuk menjadi Co-founder dan Managing Editor di Zalora
Indonesia. Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, ia mengaku merasa bosan dan ingin
mendirikan perusahaan sendiri.
”Saya tidak betah kerja di
perusahaan orang lain. Saya ingin mengontrol takdir saya sendiri- Nadiem Makarim”
Berbekal dengan
pengalaman yang ia punya, Nadiem kemudian mendirikan Go-jek. Sejak awal
didirikan, Nadiem mendapatkan banyak sekali tantangan dan kesulitan, namun ia
dapat mengatasi permasalahan itu dengan baik.
Pada tahun 2014
Go-jek mendapat suntikan dari perusahaan investasi asal Singapura yaitu
Northstar Group, kemudian perusahaan tersebut juga mendapat suntikan dana pada
tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte
Ltd.
Kemudian nama Go-jek semakin
terkenal pada tahun 2015 ketika merilis aplikasi mobilenya sehingga makin
banyak menarik minat pelanggan baru yang menggunakan jasanya. Nadiem Makarim
sendiri benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan pelanggan
menggunakan jasa Go-jek. Para pelanggan Go-jek dapat menggunakan aplikasi
melalui smartphone mereka untuk memesan layanan Go-jek, selain itu tarif dari
Go-jek didasarkan pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit
(my wallet).
Saat ini telah ada sekitar 200.000 pengemudi Go-jek yang berpengalaman dan terpecaya. Kegiatan Go-jek bertumpu pada tiga nilai pokok: Kecepatan, Inovasi, dan Dampak Sosial. Para driver Go-jek mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga mendapatkan snatunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyaj pelanggan melalui aplikasi Go-jek.
Kini, Go-jek telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.
Semoga
Nadiem Makarim dapat memotivasi anak-anak Indonesia agar membuat Indonesia menjadi
bangsa yang semakin maju di bidang teknologi.
Sumber: